Showing posts with label Tengelamnya Kapal Van der Vijk. Show all posts
Showing posts with label Tengelamnya Kapal Van der Vijk. Show all posts

Tuesday, May 27, 2014

Musings

We were discussing Buya Hamka's work that day. 

You asked, "Kenapa gamaknya buku Tengelamnya Kapal Van der Vijk" tak ada dipasaran dalam bahasa inggeris. Kalau ada pasti meletup laris. Bayangkan berapa besar pasaran buku ini for those english readers. And then you know their language dan budaya..tau suasananya. You have been to all the small towns mentioned dalam buku tu.... bukan senang orang luar yang tak faham adat dan budaya as compared to you yang dah tengok dan rasakan sendiri. You could be the modern Zainuddin...". 

(Terdiam seketika.. me? a modern version of Zainuddin, the main character..the person depicted as Zainuddin in the book might well be Pak Hamka himself.. huhuhu ... sedihnya!!!). Teringat... earlier, I had another similar discussion with my collegues in ITBN baru-baru ni....

Well...pertanyaan ini susah nak dijawab. 

Probably sebab takde siapa yang ambil inisiatif untuk translate buku ini to the english language. We need to check with other translators in Indonesia - manalah tahu they had done it, cuma mungkin tak muncul dalam radar kita. Ya, saya selalu juga ke Sumatra Barat. In fact pernah singgah ziarah ke rumah Buya Hamka di Maninjau. Memang cantik tempat tu. 

Tapi buku ni... sungguh. Mungkin terlalu berat untuk saya translate. But I really can't wait to watch the movie. Ingat nak cari DVDnya bila ke Bandung bulan depan ini.

"Demikianlah perempuan, ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walau pun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya." 

"Kau yang sanggup menjadikan saya seseorang yang gagah berani. Kau pula yang sanggup menjadikan saya sengsara selamanya. Kau boleh memutuskan pengharapanku. Kau pun sanggup membunuhku." 

- Buya Hamka, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck-

Monday, December 12, 2011

Permataku yang Hilang

Berikut adalah sedutan karya romantis karya Buya HAMKA: Tengelamnya Kapal Van der Vijk yang pernah penulis ceritakan dalam salah satu entry blogku ini. Ada antara saudara-mara sendiri yang berasal dari bumi Minang tak tahu kisah tragis ini... sungguh, sebab buku yang satu ini, kawan baik penulis Bro KK sanggup dua (2) kali mengikut penulis dan keluarga balik ke bumi Minang & khabarnya (pecah cerita dalam Facebook, kisah lama kawan-kawan masa mengaji di UIA yang berebut nak baca buku ni)....

"Hayati!” kata Muluk memecah tercengang Hayati dalam kamar itu.

"Di sinilah anak muda yang malang itu selalu menyedari nasibnya. Tetapi dari sinilah kemasyhurannya dalam kalangan kesusasteraan bangsa yang mulai tumbuh ini..."

“Kalau begini indahnya kamar ini, mengapa saya dilarang masuk‘?” tanya Hayati.

“Inilah sebabnya,” kata Muluk, sambil mengambil sebuah tongkat, berulukan gading, dari kemuning tua Donggala, kiriman kepala kampung di sana yang tertarik dengan karangan-karangan Zainuddin.

"Inilah sebabnya katanya sambil menghindarkan tutup sutera yang melindungi gambar di atas kepala almari kitab itu. Kiranya gambar Hayati yang telah diperbesar. Gambar Hayati semasa masih gadis. Di bawah gambar itu tertulis: "Permataku yang hilang”.

Hayati terkejut melihat gambar itu, wajahnya pucat, terlompat dari mulutnya perkataan: "0 ... Bang Muluk! Rupanya dia masih ingat akan daku!"


"Ingat, dan selamanya dia tak akan lupa. Tetapi Hayati yang dicintainya itu telah hilang.”
"Dia masih ada Abang, ini dia!” "Hayati yang dicintainya tidak ada lagi, telah mati. Semangat Zainuddin telah dibawanya bersama-sama ke kuburnya. Hayati yang menumpang di rumahnya sekarang, adalah sahabatnya, isteri pula dari sahabatnya ...”

Diperturunkan pautan kepada Sandiwara Radio kisah ini yang dibikin kaset pada tahun 80an. Off course, membaca bukunya jauh lebih baik dari mendengar audio.
http://www.4shared.com/audio/qhc22fSB/hamka_--tenggelamnya_kapal_van.html