Monday, July 16, 2018

Berusaha Sendiri diberkati Illahi



Seorang saudagar kaya berangkat ke negeri seberang yang jauh untuk berdagang. Sebelum berangkat, ia bertemu dengan sahabatnya Ibrahim bin Adham. Namun, belum lama meninggalkan tempat kediamannya, tiba-tiba ia mendatangi Ibrahim.

Ibrahim yang kehairanan bertanya “Mengapa engkau pulang cepat wahai sahabatku, bukankah jarak tempatmu mahu berdagang itu sangat jauh?”

Sahabatnya menceritakan apa yang telah saksikan: “Dalam perjalanan tadi, aku melihat suatu keanehan, jadi aku membatalkan perjalanan.”

“Keanehan apa yang kamu maksudkan?” tanya Ibrahim.

“Ketika aku sedang beristirahat di sebuah bangunan tua yang telah rosak, aku melihat seekor burung yang cacat, matanya buta dan kakinya pincang. Aku pun bertanya-tanya dalam hati, bagaimana burung ini dapat bertahan hidup dengan keadaan begitu?”

Tanya Ibrahim kepada sahabatnya, “Bagaimana burung yang tidak dapat melihat dan pincang dapat bertahan hidup di bangunan tua itu?”

Sahabatnya melanjutkan ceritanya. “Aku berasa hairan dan mengamati gerak-geri burung cacat tersebut. Burung yang cacat dibantu oleh seekor burung yang lain. Burung tersebutlah yang bersusah payah menghampirinya sambil membawa makanan.”

Sahabat burung yang cacat tadi, sangat baik dan menyedari dirinya sihat, maka dia berusaha mencarikan makanan untuk sahabatnya yang cacat agar sahabatnya tidak mati kelaparan.

Ibrahim bertanya: “Apa hubungannya burung cacat itu dengan kepulanganmu?”

“Setelah melihat kejadian tadi, aku membuat kesimpulan bahwa Sang Pemberi Rezeki telah memberi rezki yang cukup kepada seekor burung cacat melalui temannya. Dengan begitu, Allah yang Maha Pemberi pasti juga memberiku kecukupan rezeki sekalipun aku tak berdagang atau bekerja. Oleh sebab itu baik aku segera pulang sahaja.”

“Wahai sahabatku, mengapakah engkau memiliki pemikiran yang cetek seperti itu? Mengapa engkau memilih untuk  menyamakan dirimu dengan seekor burung yang cacat!”

“Sewajarnya engkau berusaha kuat seperti burung yang sihat tetapi engkau memilih untuk bergantung kepada bantuan orang lain seperti burung yang cacat? Apakah kamu tidak malu? Tangan yang memberi itu lebih mulia daripada tangan yang menerima.”

Hikmah:

Jangan berpeluk tubuh mengharapkan rezeki dari orang lain. Berusaha sendiri walupun sukar adalah perkara mulia disamping dapat dan membantu orang lain yang benar-benar susah dan memerlukan bantuan. Allah memberikan akal dan kudrat kepada hamba-hambanya. Sayang sekali sesetengah orang cukup serba-serbi tetapi …. (isikan sendiri).

Model gambar: Black, anak gagak yang tidak mempunyai keupayaan untuk terbang dan menumpang tinggal buat sementara di rumah penulis.

No comments: