Wednesday, April 05, 2023

Bila langit dan bumi menangis

Tafsir Ibn Kathir (Surah Addukhan) :

Rasulullah ﷺ membaca firman-Nya: Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka. (Ad-Dukhan: 29) Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya langit dan bumi tidak akan menangisi kematian orang kafir.


Ibnu Abu Hatim mengatakan,- telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Isam, telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad (Yakni Az Zubairi), telah menceritakan kepada kami Al-Ala ibnu Saleh, dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Abbad ibnu Abdullah yang telah menceritakan, bahwa pernah ada seorang lelaki bertanya kepada sahabat Ali r.a, "Apakah langit dan bumi menangisi seseorang?" maka Ali r.a. menjawab, "Sesungguhnya engkau menanyakan kepadaku sesuatu hal yang belum pernah ditanyakan oleh seorang pun sebelummu.

Sesungguhnya tiada seorang hamba pun melainkan mempunyai tempat salat di bumi dan tempat naik amalnya di langit. Dan sesungguhnya Fir'aun dan kaumnya tidak mempunyai suatu amal saleh pun di bumi ini dan tidak pula mereka memiliki suatu amal pun yang dinaikkan ke langit." Kemudian Ali r.a. membaca firman-Nya: Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan mereka pun tidak diberi tangguh. (Ad-Dukhhan: 29)

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Talq ibnu Ganam, dari Zaidah, dari Mansur, dari Minhal, dari Sa'id ibnu Jubair yang menceritakan bahwa pernah seorang lelaki datang kepada Ibnu Abbas r.a, lalu bertanya, "Hai Abul Abbas, bagaimanakah pendapatmu tentang firman Allah ﷻ: 'Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan mereka pun tidak diberi tangguh.' (Al-Dukhan: 29) Maka apakah langit dan bumi itu dapat menangisi kematian seseorang?" Ibnu Abbas menjawab, "Ya, sesungguhnya tiada seorang makhluk pun melainkan mempunyai pintu di langit yang darinya turun rezekinya dan dengan melaluinya amal perbuatannya dinaikkan.

Maka apabila seorang mukmin meninggal dunia pintunya yang di langit tempat naik amalnya dan tempat turun rezekinya ditutup, lalu ia merasa kehilangan dia dan menangisinya. Dan tempat dia biasa mengerjakan salatnya di bumi dan tempat ia biasa berzikir kepada Allah ﷻ bila dia meninggal, merasa kehilangan dia dan menangisinya. Dan sesungguhnya kaum Fir'aun itu tidak mempunyai jekak-jejak yang baik di bumi, tidak pula memiliki kebaikan yang dinaikkan ke langit kepada Allah ﷻ Maka langit dan bumi tidak menangisi kematian mereka." Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. hal yang semisal dengan atsar di atas. Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Abu Yahya Al-Qattat, dari Mujahid, dari Ibnu 'Abbas r.a. yang menceritakan bahwa menurut suatu pendapat, bumi menangisi kematian seorang mukmin selama empat puluh hari.

Mujahid mengatakan, bahwa lalu ia bertanya kepada Ibnu Abbas, "Apakah bumi dapat menangis?" Ibnu Abbas menjawab, "Apakah engkau merasa heran?" mengapa bumi tidak menangisi kematian seseorang yang telah meramaikannya dengan rukuk, dan sujud padanya? dan mengapa langit tidak menangisi kematian seseorang hamba yang takbir dan tasbihnya berkumandang seperti suara lebah?" Qatadah mengatakan bahwa kematian Fir'aun dan kaumnya dinilai sangat hina untuk ditangisi oleh langit dan bumi.

No comments: