Allah SWT sangat murka bila menyaksikan hambaNya mendurhakaiNya. Allah mengancam akan menurunkan siksa yang pedih kepada hambaNya yang menentang ketuhanan-Nya. Tetapi kemurkaan Allah tidak akan pernah diwujudkan sebelum rahmatNya didahulukan. Apapun buruknya kelakuan manusia, setinggi apapun kejahatannya dan sebesar apapun kamaksiatannya, dan seluas apapun dosanya. Tetapi sedarkah kita bahawa Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang masih memberikan rahmatNya dan Rahmat ini juga berikan kepada mereka yang kafir.
Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya ketika Allah memutuskan penciptaan, Allah telah menuliskan di atas Arasy singgahsananya: RahmatKu mendahului kemarahanKu (HR. Bukhari). Menurut riwayat Muslim: "RahmatKu mengalahkan kemarahanKu."
Di zaman Nabi Musa A.S., di kala musim kebuluran dan kekurangan makanan, orang-orang datang menghadap Nabi Musa memohon agar berdoa kepada Allah. "Hai Musa yang berbicara dengan Allah! Berdoalah untuk kami agar Allah menurunkan hujan," kata mereka.
Nabi Musa keluar bersama kaumnya menuju padang pasir. Jumlah mereka lebih dari 70,000 orang. Nabi Musa berdoa: "Ya Tuhanku! Turunkan hujanMu kepada kami! Tebarkan rahmatMu kepada kami! Rahmati kami lantaran adanya anak-anak yang menyusu, haiwan-haiwan ternak yang merumput, dan orang-orang tua yang sujud."
Suasana tidak berubah. Yang terjadi adalah sebaliknya. Langit semakin cerah, dan matahari semakin memancarkan panas. Musa berkata: "Ya Tuhanku! Jika wajahku sudah hilang, tidak Engkau pandang, maka dengan kebesaran Nabi Muhammad yang Engkau utus di akhir zaman, kami memohon."
Allah menjawab: "Hai Musa, wajahmu tidak hilang dari pandanganKu, Wajahmu masih ada di sisiKu. Tetapi di tengah-tengah kaummu ada seorang hamba yang membangkang kepadaKu selama 40 tahun dengan melakukan kemaksiatan. Panggil dia di antara orang banyak, supaya menunjukkan diri di tengah-tengah mereka."
"Ya Tuhanku dan Junjunganku! Aku adalah hamba yang lemah, suaraku lemah, sampai di mana mungkin didengari oleh mereka yang jumlahnya lebih dari 70,000 orang?"
"Kamu hanya mengeluarkan suara panggilan, dan Aku yang akan menyampaikan."
Nabi Musa As berdiri dan mulai memanggil-manggil: "Hai hamba yang durhaka kepada Allah, yang melakukan kemaksiatan selama 40 tahun! Keluarlah dan tunjukkan dirimu di tengah-tengah kaum! Karena kamulah, hujan terhalang!"
Orang yang berdosa itu menengok ke kiri dan ke kanan, tidak melihat ada seorangpun yang keluar menunjukkan diri. Dia tahu bahwa dirinyalah yang dicari. Dalam dirinya berkecamuk pertanyaan: "Kalau aku keluar di antara sekian banyak orang, aku akan dipermalukan di tengah-tengah para pemimpin Bani Israil. Kalau aku duduk bersama mereka, hujan tidak akan turun." Kepalanya dimasukkan ke dalam baju, menyesali apa yang dilakukan, dan mengaku kepada Allah: "Ya Tuhanku! Aku telah mendurhakaiMu 40 tahun lamanya dan Engkau membiarkan aku tetap hidup, Engkau masih terus memberikan rahmat kepadaku. Kini aku mendatangiMu dengan penuh ketaatan, maka terimalah kami..........."
Belum sampai selesai dia berdoa, Allah telah mengirimkan mendung berarak, dan turunlah hujan.
Nabi Musa As bertanya: "Ya Tuhanku dan Junjunganku! Dengan apa Engkau telah menurunkan hujan, sementara belum seorang pun yang keluar di antara kami."
Allah menjawab: "Aku menurunkan hujan dengan doa orang yang membuat Aku mencegah turunnya hujan kepada kalian."
"Tuhan.., tunjukkan aku orang yang Engkau maksud!"
"Hai Musa, sungguh Aku tidak mempermalukan dia ketika dia mendurhakaiKu, Apakah aku harus mempermalukan dia ketika dia mentaati Aku? Hai Musa, Aku paling benci pada orang-orang yang membuat malu orang, bagaimana mungkin Aku membuat malu?"
Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya ketika Allah memutuskan penciptaan, Allah telah menuliskan di atas Arasy singgahsananya: RahmatKu mendahului kemarahanKu (HR. Bukhari). Menurut riwayat Muslim: "RahmatKu mengalahkan kemarahanKu."
Di zaman Nabi Musa A.S., di kala musim kebuluran dan kekurangan makanan, orang-orang datang menghadap Nabi Musa memohon agar berdoa kepada Allah. "Hai Musa yang berbicara dengan Allah! Berdoalah untuk kami agar Allah menurunkan hujan," kata mereka.
Nabi Musa keluar bersama kaumnya menuju padang pasir. Jumlah mereka lebih dari 70,000 orang. Nabi Musa berdoa: "Ya Tuhanku! Turunkan hujanMu kepada kami! Tebarkan rahmatMu kepada kami! Rahmati kami lantaran adanya anak-anak yang menyusu, haiwan-haiwan ternak yang merumput, dan orang-orang tua yang sujud."
Suasana tidak berubah. Yang terjadi adalah sebaliknya. Langit semakin cerah, dan matahari semakin memancarkan panas. Musa berkata: "Ya Tuhanku! Jika wajahku sudah hilang, tidak Engkau pandang, maka dengan kebesaran Nabi Muhammad yang Engkau utus di akhir zaman, kami memohon."
Allah menjawab: "Hai Musa, wajahmu tidak hilang dari pandanganKu, Wajahmu masih ada di sisiKu. Tetapi di tengah-tengah kaummu ada seorang hamba yang membangkang kepadaKu selama 40 tahun dengan melakukan kemaksiatan. Panggil dia di antara orang banyak, supaya menunjukkan diri di tengah-tengah mereka."
"Ya Tuhanku dan Junjunganku! Aku adalah hamba yang lemah, suaraku lemah, sampai di mana mungkin didengari oleh mereka yang jumlahnya lebih dari 70,000 orang?"
"Kamu hanya mengeluarkan suara panggilan, dan Aku yang akan menyampaikan."
Nabi Musa As berdiri dan mulai memanggil-manggil: "Hai hamba yang durhaka kepada Allah, yang melakukan kemaksiatan selama 40 tahun! Keluarlah dan tunjukkan dirimu di tengah-tengah kaum! Karena kamulah, hujan terhalang!"
Orang yang berdosa itu menengok ke kiri dan ke kanan, tidak melihat ada seorangpun yang keluar menunjukkan diri. Dia tahu bahwa dirinyalah yang dicari. Dalam dirinya berkecamuk pertanyaan: "Kalau aku keluar di antara sekian banyak orang, aku akan dipermalukan di tengah-tengah para pemimpin Bani Israil. Kalau aku duduk bersama mereka, hujan tidak akan turun." Kepalanya dimasukkan ke dalam baju, menyesali apa yang dilakukan, dan mengaku kepada Allah: "Ya Tuhanku! Aku telah mendurhakaiMu 40 tahun lamanya dan Engkau membiarkan aku tetap hidup, Engkau masih terus memberikan rahmat kepadaku. Kini aku mendatangiMu dengan penuh ketaatan, maka terimalah kami..........."
Belum sampai selesai dia berdoa, Allah telah mengirimkan mendung berarak, dan turunlah hujan.
Nabi Musa As bertanya: "Ya Tuhanku dan Junjunganku! Dengan apa Engkau telah menurunkan hujan, sementara belum seorang pun yang keluar di antara kami."
Allah menjawab: "Aku menurunkan hujan dengan doa orang yang membuat Aku mencegah turunnya hujan kepada kalian."
"Tuhan.., tunjukkan aku orang yang Engkau maksud!"
"Hai Musa, sungguh Aku tidak mempermalukan dia ketika dia mendurhakaiKu, Apakah aku harus mempermalukan dia ketika dia mentaati Aku? Hai Musa, Aku paling benci pada orang-orang yang membuat malu orang, bagaimana mungkin Aku membuat malu?"
No comments:
Post a Comment