Wednesday, September 02, 2009

Kematian pasti akan datang



Saudara & sahabatku sekalian, kalian pasti mengetahui bahwa umur yang dikurniakan Allah ini ada batasannya. Tidak ada yang tahu batasan akhir tersebut kecuali Allah yang mengetahui dan menetapkan ajal manusia. Hakikatnya umur seseorang sebenarnya semakin berkurang, ianya tidak pernah bertambah, bertentangan dengan amalan masa kini dimana kita sering tertipu dan dihidangkan dengan ucapan "Selamat Panjang Umur", sedangkan ucapan yang wajar dilontarkan adalah "Selamat Pendek Umur".

Kalau nyawa ini sudah di ambang kematian, kesempatan untuk memperbaiki hidup akan berakhir, yang ada hanya pertanggungjawaban amal - kalau baik, balasannya baik, jika buruk, balasannya pun buruk. Hidup dan mati adalah media untuk mengetahui sejauh mana perilaku manusia, baik atau buruk. Allah berfirman:

"Maha Suci Allah yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan kematian dan kehidupan, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan, Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (Al-Mulk 67: 1-2).

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan, barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula."(Az-Zalzalah 99: 7-8).

Tiada makhluk yang akan terlepas dari kematian, ia pasti akan datang menjemput setiap makhluk yang bernyawa. Kematian tidak dapat dilawan dengan teknologi moden, peralatan perang yang canggih, atau ilmu kesaktian macam apa pun. Kematian adalah ketentuan hidup. Di mana pun kita berada, kematian akan menghampiri kita. Tugas kita adalah mempersiapkan diri menghadapi-nya sebaik mungkin dengan amal yang baik. Allah berfirman:

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkanmu, walaupun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kukuh.(An-Nisa' 4:78).

"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu. Maka, apabila telah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya."'(al-A'raaf 7: 34).

Penyesalan Akhir Tiada Guna

Bila menghadapi sakaratul maut, muncul penyesalan dari manusia, ia ingin beramal baik semaksima mungkin, namun kesempatan sudah berakhir, matilah dia dalam keadaan rugi dunia-akhirat, naudzubillah min dzalik!

Allah berfirman:

“Belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang soleh?' Dan, Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan, Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan." (Al-Munafiquun 63: 10-11).

Taubat merupakan satu-satunya pintu yang membuka ampunan dan kasih sayang Allah. Taubat dilakukan dengan penyesalan mendalam terhadap kesalahan dan dosa yang telah kita lakukan, berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

"Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan, tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, 'Sesungguhnya saya bertaubat sekarang. Dan, tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih." (An-Nisaa 4: 17).

"Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuha (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabb-mu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan disebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan, 'Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (At-Tahrim 66: 8).

Setelah bertaubat, usahakan bergaul dengan orang-orang yang boleh mendorong ke jalan kebaikan untuk menghindari diri dari terjerumus untuk yang kedua kalinya dalam lubang kegelapan. Berteman dengan orang-orang baik adalah langkah terbaik untuk memperkuat iman, moral, dan takwa. Orang-orang soleh adalah mereka yang memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak sesama. Mereka orang-orang yang harus kamu jadikan teman, sehingga cahaya mereka menembus kegelapan hati agar menjadi terang penuh siraman ruhani dan cahaya Tuhan.

Nabi Muhammad S.A.W. bersabda: "Ada empat tanda kebahagiaan seseorang; isterinya baik; anak-anaknya baik; teman-teman pergaulannya baik; dan rezekinya di daerahnya." (HR. Dailami dari Ali).

Banyakanlah Amal Salih

Memperbanyak amai salih adalah bekal menghadap Allah. Amal salih yang dilakukan dengan penuh keikhlasan, Insya Allah, akan menjadi modal berharga di hari yang sangat menentukan manusia selama-lamanya, yakni hari mizan (timbangan amal) di Padang Mahsyar.

Waktu akan terus berjalan. Waktu semakin menghabiskan sisa umur yang ada pada diri kita, maka bersedihlah karena umurmu setiap hari berkurang dan terus akan berkurang. Oleh sebab itu, jadikan hidup sebagai peluang mencari kebaikan, seperti menuntut ilmu, bersedekah, tolong-menolong, serta menghindari dusta, adu domba, fitnah, dan sejenisnya. Yang penting, tiada waktu dibiarkan berlalu tanpa pelaksanaan amal salih. Ingatlah firman Allah:

"Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orangyang beriman dan mengerjakan amal shalih, dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran."(Al-Ashr 103: 1-3).

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian, Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya." (At-Tiin 95: 4-6).

Hal-hal yang menjerumuskan ke arah maksiat harus dihindari. Sebab, sesuatu yang buruk sangat mudah mempengaruhi jiwa manusia. Kita harus memaksimalkan keupayaan pencegahan, agar bangunan amal soleh yang kita dirikan tidak dikubur oleh perilaku negatif tersebut. Perbanyaklah menimba ilmu dari orang yang hatinya bersih, pengetahuannya luas, moralnya bagus, dan perilakunya boleh menjadi teladan. Di samping itu, perbanyaklah dzikir kepada Allah dan memohon petunjukNya, sehingga kita akan tetap berada di jalan yang lurus dan terhindar dari jalan orang-orang yang dimurkai serta orang-orang yang tersesat.

"Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telab Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."(Al-Fatihah 1:6-7).

No comments: