Monday, April 02, 2012

Everything to be in writing

Dear All,

Please ensure that everything is in writing when dealing with internal and external parties. As lawyers, we are trained to believe in the written word. Recently, in a dispute, since I had documentary evidence to back me up, my argument on what actually happened prevailed. Make it a HABIT just like any other habit to always put it in writing. It will help to reduce stress in the event of conflicts.

And yeah...even the malaikataini - Raqib & Atid would write down your every deed without fail! There is even a narration about Adam A.S. disputing what had actually occurred (It was narrated that Adam A.S. donated couple of years of his life to another Prophet, some say to Daud A.S. but Adam A.S. later disputed it when the Angel of Death came to see him on the appointed time).

"It is better to put in writing to confirm things even with grammatical and typo errors uncorrected due to pressure of time than not to put in writing at all".

Thank you.
The Boss



Case on point : ADAM A.S.

Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunan-nya dari Abu Hurairah. Ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, “Manakala Allah menciptakan Adam, Allah mengusap punggungnya, lalu dari punggung itu berjatuhan seluruh jiwa yang Allah akan menciptakannya dari anak cucunya sampai hari Kiamat. Dan Allah menjadikan di antara kedua mata masing-masing orang kilauan cahaya. Kemudian mereka dihadapkan kepada Adam. Adam berkata, ‘Ya Rabbi, siapa mereka?’Allah menjawab, ‘Mereka adalah anak cucumu.’

Lalu Adam melihat seorang laki-laki dari mereka. Dia mengagumi kilauan cahaya yang memancar di antara kedua matanya. Adam bertanya, ‘Ya Rabbi siapa ini?’Allah menjawab, ‘Ini adalah laki-laki dari kalangan umat terakhir dari anak cucumu, yang bernama Daud.’Adam bertanya, ‘Ya Rabbi, berapa Engkau beri dia umur?’Allah menjawab, ‘Enam puluh tahun.’Adam berkata, ‘Ya Rabbi, tambahkan untuknya dari umurku empat puluh tahun.’Manakala umur Adam telah habis, dia didatangi oleh Malaikat Maut. Adam berkata, ‘Bukankah umurku masih tersisa empat puluh tahun?’Malaikat menjawab, ‘Bukankah engkau telah memberikannya kepada anakmu Daud?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, ‘Adam mengingkari, maka anak cucunya pun mengingkari. Adam dijadikan lupa, maka anak cucunya dijadikan lupa; dan Adam berbuat salah, maka anak cucunya berbuat salah.”

(Abu Isa berkata, “Ini adalah hadits hasan shahih. Ia telah diriwayatkan tidak dari satu jalan dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam.”)

Tirmidzi juga meriwayatkan dari Abu Hurairah yang berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, “Ketika Allah menciptakan Adam dan meniupkan ruh padanya, dia bersin, dia berkata ‘Alhamdulillah’, dia memuji Allah dengan izin-Nya. Maka Tuhannya berfirman kepadanya, ‘Semoga Allah merahmatimu, wahai Adam. Pergilah kepada para Malaikat itu, sebagian mereka yang sedang duduk. Katakanlah, ‘Assalamu’alaikum’. Mereka menjawab, ‘Wa’alaikas salamu warahmatihi’. Lalu Adam kembali kepada Tuhannya, dan Dia berfirman, ‘sesungguhnya itu adalah penghormatanmu dan penghormatan anak-anakmu di antara mereka.’

Lalu Allah berfirman kepada Adam, sementara kedua tangan-Nya mengepal, ‘Pilih satu dari keduanya yang kamu kehendaki.’ Adam menjawab, ‘Aku memilih tangan kanan Tuhanku dan kedua tangan Tuhanku adalah kanan yang penuh berkah.’ Kemudian Allah membukanya. Ternyata di dalamnya terdapat Adam dan anak cucunya. Adam bertanya, ‘Ya Rabbi, siapa mereka?’ Allah menjawab, ‘Mereka adalah anak cucumu.’ Ternyata umur semua manusia telah tertulis di antara kedua matanya. Di antara mereka terdapat seorang laki-laki yang paling cerah cahayanya atau termasuk yang paling terang cahayanya. Adam bertanya, ‘Ya Rabbi, siapa ini?’ Allah menjawab, ‘Ini adalah anakmu Daud dan Aku telah menulis umurnya empat puluh tahun.’ Adam berkata, ‘Ya Rabbi, tambahkan umurnya.’ Allah berfirman, ‘Itu yang telah Aku tuliskan untuknya.’ Adam berkata, ‘Ya Rabbi, aku memberikan umurku enam puluh tahun kepadanya.’ Allah berfirman, ‘Itu urusanmu.’

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Salam bersabda,”Lalu Adam dminta tinggal di Surga sekehendak Allah, kemudian dia diturunkan darinya. Maka Adam menghitung sendiri umurnya. Manakala Malaikat maut datang, Adam berkata kepadanya, ‘Kamu telah tergesa-gesa. Aku telah diberi umur seribu tahun.’ Malaikat menjawab, ‘Tidak, tetapi kamu telah memberikan enam puluh tahun umurmu kepada anakmu Daud.’ Lalu Adam mengingkari, maka anak cucunya mengingkari. Adam lupa, maka anak cucunya lupa. Dia berkata, ‘Sejak saat itu diperintahkan untuk menulis dan saksi-saksi.”

(Tirmidzi berkata, “Ini adalah hadits hasan gharib dari jalan ini. Ia telah diriwayatkan bukan dari satu jalan dari Abu Hurairah dari nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam dari riwayat Zaid bin Aslam dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam.”)

No comments: