Monday, March 01, 2010

Kisah Nabi Zakaria & Maryam


Nabi Zakaria adalah ayah dari Nabi Yahya, putra tunggalnya - lahir setelah dia mencapai usia sembilan puluh tahun. Sejak beristri Hanna, ibu saudaranya Maryam, Zakaria mendambakan mendapat anak yang akan menjadi pewarisnya. Siang dan malam tiada henti-hentinya dia memanjatkan doanya dan permohonan kepada Allah agar dikurniai seorang putra yang akan dapat meneruskan tugasnya memimpin Bani Israil. Dia khuwatir bila dia mati tanpa meninggalkan seorang pengganti, kaumnya akan kehilangan pemimpin dan akan kembali kepada cara-cara hidup mereka yang penuh dengan mungkar dan kemaksiatan, bahkan mungkin mereka akan mengubah syariat Musa dengan menambah atau mengurangi isi kitab Taurat sekehendak hati mereka. Selain itu, dia sebagai manusia, ingin pula agar keturunannya tidak terputus dan terus bersambung dari generasi sepanjang Allah mengizinkannya dan memperkenankan.

Nabi Zakaria tiap hari sebagai tugas rutin pergi ke mihrab besar melakukan sembahyang serta menjenguk Maryam anak iparnya yang diserahkan kepada mihrab oleh ibunya sesuai dengan nazarnya sewaktu dia masih dalam kandungan. Dan memang Zakarialah yang ditugaskan oleh para Pengurus mihrab untuk mengawasi Maryam yang dia diserahkan oleh ibunya. Tugas Pengawasan atas diri Maryam diterima oleh Zakaria melalui undian yang dilakukan oleh para pengurus mihrab di kala menerima bayi Maryam yang diserahkan pengawasannya kepadanya itu adalah anak saudara istrinya sendiri yang hingga saat itu belum dikurniai seorang anak pun oleh Tuhan.

Suatu peristiwa yang sangat menakjubkan dan mengherankan Zakaria telah terjadi pada suatu hari ketika dia datang ke mihrab sebagaimana biasa. Dia meiihat Maryam di salah satu sudut mihrab sedang tenggelam dalam sembahyangnya sehingga tidak menghiraukan bapa saudaranya yang datang menjenguknya. Di depan Maryam yang sedang asyik bersembahyang itu terlihat oleh Zakaria berbagai jenis buah-buahan musim panas. Bertanya-tanya Nabi Zakaria dalam hatinya, dari mana datangnya buah-buahan musim panas ini, padahal mereka mnasih berada dalam musim dingin. Dia tidak sabar menanti anak saudaranya selesai sembahyang, dia lalu mendekatinya dan menegur kepadanya: "Wahai Maryam, dari manakah engkau dapat ini semua?"

Maryam menjawab: "Ini adalah pemberian Allah yang aku dapat tanpa kucari dan aku minta. Di waktu pagi di kala matahari terbit aku mendapatkan rezekiku sudah berada didepan mataku, demikian pula bila matahari terbenam di waktu senja. Mengapa bapa saudara merasa heran dan takjub? Bukankah Allah berkuasa memberikan rezekinya kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan?"

Note:
1. Sumber Al Quran Syaamil 15 in 1 (milik Ustaz Firdaus Sulaiman);
2. Ustaz Tan Sri Dato' Hassan Azahari membacakan beberapa ayat dari surah di atas semasa majlis takhnik anak penulis.

No comments: